Menikmati waktu berkualitas bersama kekasih memang penting untuk dilakukan. Entah itu dengan makan malam romantis, melakukan kegiatan atau hobi bersama, atau bisa juga dengan mengajak pasangan untuk jalan-jalan ke tempat wisata.
Bagi Anda yang ingin menikmati liburan bersama pasangan terkasih, tidak perlu jauh-jauh hingga ke luar negeri karena di Indonesia pun banyak tempat-tempat seru nan romantis yang bisa dinikmati. Tidak hanya Bali atau Lombok, Kota Budaya seperti Yogyakarta pun kaya akan tempat-tempat wisata seru dan romantis.
Salah satu tempat wisata yang tidak boleh Anda lewatkan ketika berkunjung ke Kota Gudeg adalah Punthuk Setumbu dan Bukit Rhema. Bahkan, dua tempat wisata ini juga menjadi saksi dari romantisme kisah Cinta dan Rangga, lo. Sangat Romantis, bukan?
Perjalanan Menuju Bukit Rhema
Pada dasarnya, Bukit Rhema ini merupakan sebuah kawasan perbukitan yang terletak di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Magelang. Hal yang menarik sekaligus yang menjadi ikon dari bukit ini adalah sebuah bangunan tua dengan gaya arsitektur yang unik dan khas, yang dikenal dengan sebutan Gereja Ayam.
Lokasi Gereja Ayam ini berada sekitar 45 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Dari arah Yogyakarta-Magelang, ketika Anda telah melewati pertigaan palbapang, ambil arah kiri hingga menuju kecamatan Borobudur. Sekitar 2,5 km dari Candi Borobudur, Anda akan tiba di Desa Kembanglimus. Setelah itu, Anda harus naik hingga ke DusunSembungan dan Gombong.
Kendaraan roda 2 atau roda 4 bisa Anda parkir di lokasi dengan biaya retribusi sebesar Rp7000-Rp10.000 (untuk roda 4). Sementara jika Anda terlebih dulu berkunjung ke Punthuk Setumbu, hanya perlu berjalan kaki sekitar 200 meter untuk menuju ke bukit ini.
Tak perlu khawatir dengan jalanan perbukitan yang curam karena di sini jalan yang akan Anda lewati telah terbukti aman dan nyaman. Rindangnya pepohonan di kanan-kiri jalan, juga akan menambah teduh dan syahdunya perjalanan romantis Anda.
Rumah Ibadah Gereja Ayam
Saat pertama kali mata memandang, sekilas bangunan ini memang menyerupai seekor ayam lengkap dengan leher, badan, ekor, kepala, serta mahkotanya. Namun ternyata,di awal masa pembangunannya, bangunan yang ternyata rumah ibadah ini justru didesain agar menyerupai burung merpati, lo. Kok bisa?
Karena menurut Daniel Alamsjah selaku pencetus berdirinya bangunan ini burung merpati merupakan simbol dari perdamaian. Mengingat tujuan awal dari pembangunan tempat ini sebagai rumah ibadah hamba Allah. Jadi, bukan hanya sebagai tempat ibadah agama Kristen, melainkan bagi seluruh umat yang percaya pada Allah.
Burung merpati dalam kepercayaan agama Katolik juga dianggap sebagai simbol dari roh kudus yang turun saat Yesus dibaptis. Yang artinya, burung merpati juga merupakan lambang dari sebuah ketulusan, kasih sayang, dan kelembutan. Itulah mengapa, tempat ini juga pernah digunakan sebagai tempat rehabilitasi dan penampungan anak-anak pecandu narkoba dan disabilitas/gangguan mental.
Sayangnya, karena keterbatasan modal untuk pembangunan dan perawatan, pengerjaan bangunan ini menjadi terhenti dan terbengkalai. Nah, karena struktur bangunan yang telah selesai dibangun pada saat itu adalah bagian sisi depan (dengan bentuk mirip kepala ayam), bagian badan, dan bagian belakang (ekor), masyarakat sekitar menyebutnya dengan Gereja Ayam, dan bukan gereja merpati.
Kenapa gereja? Bukankah bangunan ini diperuntukkan untuk semua agama?
Ya, karena dalam bangunan ini ornamen-ornamen khas gereja, seperti aula tempat peribadatan dan salib, lebih banyak melekat jika dibandingkan dengan ornamen khas tempat peribadatan lainnya.
Berwisata di Gereja Ayam (Bukit Rhema)
Gereja Ayam ini memiliki beberapa bagian, di antaranya: tingkat dasar yaitu badan ayam, tingkat kedua yaitu leher ayam, tingkat ketiga yaitu paruh ayam, dan tingkat keempat (paling atas) yaitu mahkota ayam.
Di bagian dasar, Anda akan disuguhi sebuah ruangan luas tidakbersekat, yang menyerupai aula atau ruang ibadah layaknya di gereja-gereja pada umumnya. Terdapat pula beberapa ruang berukuran 2X1 meter persegi tanpa sekat jendela dan pintu yang juga diyakini sebagai tempat beribadah.
Terdapat pula pilar-pilar dan jendela yang memang terkesan terbengkalai, meski sebenarnya juga menambah kesan vintagedari sebuah bangunan.Bahkan, kesan terbengkalai, horor, dan vintagedari bangunan inilah yang menjadi daya tarik utama hingga banyak pasangan yang melakukan foto pre-wedding di tempat ini.
Naik ke atas, Anda akan tiba pada bagian leher ayam. Di sini terdapat jendela-jendela berbentuk jajar genjang sehingga pengunjung bisa bebas memandang ke arah luar bangunan. Termasuk melihat langsung badan dan ekor dari bangunan Gereja Ayam ini.
Pemandangan alam yang jauh lebih elok bisa Anda nikmati dari bagian paruh ayam yang bergincu merah merekah. Lalu, tiba di bagian paling atas (mahkota ayam), sebuah ruang terbuka berukuran sekitar 2X2 meter akan menyambut Anda.
Nah, dari puncak bangunan inilah, Anda bisa menikmati panorama alam yang hijau dan asri dari ketinggian.Bahkan, di kala senja dan pagi hari, Anda bisa menikmati privat sunset dan sunrise dari tempat ini. Tidak hanya itu, Anda juga bisa melihat langsung megahnya Candi Borobudur dari ketinggian Bukit Rhema ini.
Sangat menakjubkan, seru, sekaligus romantis, bukan?